Langkah Panitia Khusus (Pansus) Lumpur DPRD Sidoarjo untuk menemui
pimpinan Lapindo Brantas Inc di Jakarta guna menyelesaikan ganti rugi
korban lumpur menemui jalan buntu.
Pansus Lumpur yang dipimpin H
Nur Ahmad Syaifudin, tidak bisa berbuat banyak karena saat posisi pansus
sudah di Jakarta, ada surat dari pihak Lapindo Brantas bahwa urusan
pembayaran sudah ditangani oleh PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) anak
perusahaan Lapindo.
“Memang sebelum pansus berangkat, jauh hari
kami sudah mengirim surat ke Lapindo. Tapi kenapa saat kami sudah di
Jakarta pihak Lapindo baru membalas surat yang kami kirim,” kata Cak
Nur, panggilan H Nur Ahmad Syaifudin, dengan nada kesal, Jumat
(9/9/2013) .
Politisi PKB itu lantas menceritakan, ia baru tahu
ada balasan surat dari Lapindo setelah dihubungi oleh Sekretariat Dewan.
“Kalau dari dulu membalas surat dan menyatakan tidak bisa, kami tidak
buang-buang waktu. Masih banyak yang harus diurusi baik di komisi atau
tugas rutin,” tandasnya.
Ia mengakui, tujuan utamanya ke Jakarta
itu adalah ke Lapindo Brantas Inc untuk menyelesaikan pembayaran ganti
rugi. Karena selama ini, ganti rugi yang ditangani Lapindo tak kunjung
beres sehingga harus ada take over dari pemerintah. “Kalau dibiarkan
terus begini, korban lumpur terus menunggu. Apa tidak kasihan mereka
yang terbayar. Satu-satu cara adalah ditake over oleh pemerintah,”
tegasnya.
Karena sudah berada di Jakarta, Cak Nur bersama
rombongan akhirnya menemui Menteri Pekerjaan Umum (PU), Joko Kirmanto
selaku Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS).
Rupanya, Dewan Pengarah BPLS dinilai kurang serius untuk menyelesaikan
pembayaran ganti rugi. Ketika hendak menemui menteri PU, pansus
disarankan untuk menemui Dirjen Sumber Daya Alam (SDA) dan Penataan
ruang terkait pembahasan ganti rugi.
“Untuk apa kami semua menemui
Dirjen SDA. Tujuan kami minta agar pembayaran ditake over pemerintah.
Kok malah dipingpong,” katanya dengan nada heran.
Sementara itu,
Ketua Pagerekontrak, H Sunarto, mengaku seharusnya korban lumpur sudah
selesai dibayar. Tetapi masih banyak korban lumpur yang belum dibayar.
Justru ia mendukung upaya yang dilakukan Pansus Lumpur yakni
memperjuangkan tak over pemerintah. “Kalau ditangani pemerintah akan
sudah selesai. Kami ini semua adalah korban langsung tapi belum
dilunasi. Tapi warga yang tidak masuk area peta terdampak justru sudah
dibayar lunas oleh pemerintah,” tuturnya.
Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2013/09/06/pansus-lumpur-gagal-ketemu-pihak-lapindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih mau berkomentar gan.hehehe.